Perbedaan Homeschooling Dengan Sekolah Formal
Ketika anda ingin mengetahui gambaran homeschooling dengan jelas, maka akan lebih mudah bagi anda untuk membayangkan bagaimana penggambaran proses pendidikan homeschooling. Jika kita bandingkan dengan sesuatu yang sudah familiar dengan anda, yaitu sekolah formal. Sekarang saya akan tunjukkan pada anda perbedaannya homeschooling dan sekolah formal. Perbedaan yang pertama adalah tentang jalur pendidikan sekolah.
Termasuk dalam jalur pendidikan formal yang mana proses belajarnya itu sudah diatur oleh pemerintah pusat melalui kurikulum, sedangkan homeschooling termasuk dalam jalur pendidikan informal yang mana pusatnya itu ada di keluarga yang mengatur dan bertanggung jawab adalah orang tua. Perbedaan yang kedua adalah tentang fleksibilitas, sekolah tidak memiliki fleksibilitas, semuanya mulai dari visi Pendidikan, jumlah mata pelajaran yang harus dikuasai oleh anak, alokasi waktu belajar, bagaimana cara belajarnya, itu sudah diatur dalam kurikulum.
Jadi kalau kita minta sama kepala sekolah, “anak saya tuh dia nggak pintar matematika tapi dia punya kemampuan yang bagus dalam bahasa Indonesia, jadi saya pingin anak saya nggak usah belajar matematika tapi fokus di Bahasa Indonesia aja”. Anda tidak bisa melakukan hal itu di sekolah tapi hal ini berbeda dalam homeschooling.
Karena homeschooling memiliki fleksibilitas yang tinggi, kita boleh memilih mata pelajaran apa saja yang harus diperdalam oleh anak kita. Boleh memilih bagaimana cara belajarnya. Sangat diizinkan untuk tidak selalu berada di dalam kelas. Kita boleh belajar tentang sapi misalnya di kandang sapi secara langsung. Tidak harus mendengarkan ceramah dari guru.
Perbedaan selanjutnya adalah tentang biaya pendidikan. Kalau di sekolah tentu saja sekolah sudah mengatur anggaran pendidikan setiap bulan yang harus kita bayarkan.
Jadi sekolah akan meminta kita untuk membayar semua paket, sekalipun ada fasilitas yang mungkin tidak kita gunakan atau jarang digunakan. Masih ingatkah Anda dulu waktu zaman SMA diminta oleh pihak sekolah untuk membayar semua paket, termasuk di dalamnya adalah jas laboratorium padahal tidak ada gambaran waktu itu apakah akan mau masuk IPA atau masuk IPS.
Sedangkan jika di homeschooling kita memiliki fleksibilitas dalam hal biaya pendidikan kita hanya akan membayar fasilitas-fasilitas yang kita gunakan. Jika fasilitas itu jarang kita gunakan kita bisa iuran dengan komunitas homeschooling atau fasilitas yang disediakan untuk public.
Perbedaan selanjutnya adalah customize education. Jadi kita dalam homeschooling itu boleh melakukan custom sesuai dengan kebutuhan dan karakter anak-anak kita. Apa saja sih yang bisa di custom yang bisa di custom adalah mata pelajaran misalnya anak kita usia kelas 3 SD ternyata dia kemampuan yang bagus dalam bahasa Indonesia, jadi kemampuan bahasa Indonesianya itu sudah setara dengan kelas 3 SMP, tapi di sisi lain matematika nya itu masih setara dengan kelas 1 SD. Nah kita tahu hal ini maka kita tidak perlu menghentikan proses belajar bahasa Indonesianya, “Nak kamu bahasa Indonesia sudah bagus, kamu berhenti dulu kita kerja dulu matematikanya”, tidak seperti itu.
Proses pendidikan homeschooling adalah fokus pada kelebihan anak. Ketika anak kita punya kelebihan dalam bahasa Indonesia maka itulah yang harus kita kejar, itulah yang harus kita perdalam. Lalu bagaimana dengan matematikanya? Matematikanya ya kita pelajari santai saja tidak perlu ngoyoh, berbeda dengan sekolah. Kalau sekolah kita dituntut untuk menguasai semua materi pelajaran dalam sekali waktu. Kalau bahasa Indonesianya sudah bagus ya sudah. Kalau matematika nya belum bagus dikejar terus sampai matematikanya bisa mencapai standar tertentu, itu kalau sekolah.
Perbedaan selanjutnya ada pada penerapan ilmu. Kalau di sekolah formal cara kita untuk mencari ilmu itu lebih sering dengan cara duduk, mendengarkan membaca dan juga mencata. Kita lebih sering belajar teori. Tapi kalau dalam homeschooling orang tua punya kesempatan yang lebih luas untuk menerapkan ilmu. Karena orang-orang homeschooling itu percaya bahwa ilmu itu hakikatnya bukan untuk dihafalkan tapi untuk dimanfaatkan. Jadi kita tidak hanya belajar teori tapi kita juga harus menyeimbangkan teori dengan praktik.
Misalnya anak kita belajar tentang sapi maka kita tidak hanya belajar dari buku atau dari video. Dimana anak-anak itu hanya bisa membayangkan tapi kita juga bisa secara langsung mengajak anak ke kandang sapi belajar tentang bagian-bagian tubuh sapi, belajar tentang bagaimana orang-orang di peternakan itu bisa menghasilkan uang dari tapi jadi materi pelajarannya bisa sangat luas dan kita belajar dari kehidupan nyata, dari dunia yang sebenarnya.
Perbedaan selanjutnya ada pada peranan orang tua. Kalau di sekolah, orang tua ini jarang terlibat karena kita seringkali menganggap pendidikan itu tanggung jawabnya sekolah, jadi kita mengantarkan anak ke sekolah anak jadi pintar atau jadi biasa-biasa saja di sana yaitu karena sekolah. Tapi kalau di homeschooling orang tua terlibat secara total karena penanggung jawab utamanya itu adalah orang tua sendiri. Bagaimana cara kita menentukan visi Pendidikan, bagaimana kita mengatur jadwal belajar, bagaimana cara kita mengevaluasi anak kita, itu menjadi tanggung jawab dari orang tua.
Perbedaan selanjutnya ada pada kurikulum. Dalam sekolah kurikulum itu sudah ditentukan oleh pemerintah. Jadi pemerintah membuat kurikulum kemudian disebar dari Sabang sampai Merauke. Jadi anak-anak yang ada di pantai mereka mempelajari hal yang sama dengan anak-anak yang tinggal di kota. Padahal mereka memiliki latar belakang dan minat yang pasti berbeda, anak-anak yang tumbuh dan tinggal di pantai misalnya mereka harusnya tidak sekedar diajari bagaimana caranya pintar matematika dan pintar biologi tapi mereka juga harus diajari bagaimana caranya melihat peluang usaha dan peluang di dunia kerja dari dunianya sendiri yaitu pantai.
Dalam homeschooling kita boleh menggunakan kurikulum yang sudah dibuat oleh pemerintah, kemudian kita adaptasi sesuai dengan kebutuhan dan karakter anak kita. Boleh memilih kurikulum internasional, kita boleh menyusun kurikulum sendiri bahkan kita sangat diizinkan untuk tidak menggunakan kurikulum.
Itulah beberapa perbedaan antara homeschooling dan sekolah formal. Homeschooling dan sekolah formal itu adalah bentuk keyakinan. Ketika kita memilih satu keyakinan maka kita harus mentaati sistem, cara kerja, prinsip dan juga nilai yang ada dalam keyakinan tersebut.
Bagi anda orang tua yang tertarik ingin belajar lebih dalam lagi tentang homeschooling atau saat ini anda sedang mencari homeschooling yang cocok untuk anak anda. Silahkan bisa konsultasikan ke kami MYEDU Homeschooling mulai dari setara PAUD hingga SMA menerima murid seluruh Indonesia hingga Luar Negeri. Hubungi CS MyEdu di nomor 081918 44 8080.
Homeschooling - Bimbel Les Privat - UTBK Kedokteran PTN - Kuliah Online - PKBM ✅