Program Guru Penggerak besutan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim sudah merekrut total 8.061 orang guru yang terpilih untuk mengikuti pelatihan dan pembimbingan khusus dari Kemendikbudristek.
Nadiem mengatakan program Guru Penggerak saat ini sudah berjalan sampai angkatan ketiga. Pada angkatan tersebut, Kemendikbudristek merekrut 2.801 guru yang dinilai memiliki kompetensi paling baik.
"Untuk angkatan 3 ada 2.801 guru yang dinyatakan lolos seleksi dari total pendaftaran lebih dari 20 ribu orang. Sungguh seleksi yang ketat," kata Nadiem melalui acara yang disiarkan YouTube Ditjen GTK Kemdikbud RI, Kamis (12/8).
Kemendikbudristek juga merekrut 523 pengajar dan 146 fasilitator di angkatan ketiga. Mereka bertugas menjadi pelatih dan pendamping guru dalam pelatihan selama 9 bulan ke depan.
Pada angkatan pertama program Guru Penggerak, terdapat 2.460 guru dan 507 pengajar yang lolos seleksi. Kemudian angkatan kedua merekrut 2.800 guru dan 564 pengajar.
"Bapak ibu sekalian adalah guru terpilih yang menentukan masa depan pendidikan di Indonesia. Itu lah esensi guru penggerak, para pendidik yang terus mau belajar dan berkembang," tutur Nadiem kepada peserta program.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Iwan Syahril menjelaskan program Guru Penggerak bertujuan menciptakan perubahan dan transformasi paradigma kepemimpinan pendidikan.
Guru yang mengikuti program ini bakal dilatih untuk menjadi pemimpin di sekolah. Pada beberapa kesempatan, Nadiem pun menyatakan program ini bisa menjadi jalur cepat atau fast track guru menjadi kepala atau pengawas sekolah.
Iwan menjelaskan ada tiga fokus yang didorong dalam program Guru Penggerak. Yakni menciptakan guru yang berpusat kepada murid, mendorong pendidikan yang holistik, dan menjadikan guru sebagai mentor untuk guru-guru lain.
"Kita ingin menghasilkan pemimpin pendidikan yang bukan hanya mampu mengajar dengan kreatif dan inovatif. Tapi bisa jadi pelatih atau mentor bagi teman-teman sejawatnya," kata Iwan.
Program Guru Penggerak merupakan salah satu bagian dari kebijakan Merdeka Belajar buatan Nadiem. Selain Guru Penggerak, Nadiem juga memiliki program Sekolah Penggerak.
Sebuah sekolah bisa menjadi Sekolah Penggerak jika kepala sekolahnya lolos seleksi dan memiliki jumlah Guru Penggerak yang signifikan.
Secara praktiknya, Sekolah Penggerak memiliki banyak kelebihan dan keuntungan dibanding sekolah lain. Misalnya, Sekolah Penggerak mendapat saluran bantuan laptop dan TIK tahap pertama dari Nadiem. Sekolah ini juga sudah menerapkan kurikulum baru yang masih dalam tahap uji coba.
Lantas, banyak pihak mengkritik serangkaian kebijakan Nadiem ini. Baik Program Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak dinilai terlalu eksklusif dan dikhawatirkan dapat memunculkan kembali favoritisme di sekolah.
Kami dari myedu indonesia memiliki solusi pendidikan dimasa pandemi ini yaitu homeschooling dengan kurikulum nasional dan internasional serta menerapkan konsep merdeka belajar. untuk mendaftar homeschooling silahkan hubungi Wa 08111 44 8080
(fey/wis)
sumber