Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menghapuskan Ujian Nasional (UN) dan menggantinya dengan Asesmen Nasional (AN). Kebijakan baru itu bukan sebagai penentu kelulusan, melainkan untuk menilai kemampuan para murid di wilayah tersebut untuk setelahnya dilakukan peningkatan kualitas.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Iwan Syahril menjelaskan, AN akan memberi informasi tentang efektivitas sekolah dalam mengembangkan 2 kompetensi mendasar yaitu literasi dan numerasi. Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah dan dinas pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.
“Dalam konteks ciri-ciri sekolah efektif, AN juga memberikan gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang efektif dalam mengembangkan kompetensi dan karakter murid,” jelasnya, Selasa (22/12).
Dengan AN, kata Iwan, sekolah dibantu untuk lebih memahami apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mulai dari ciri pengajaran yang baik sampai menciptakan kebijakan sekolah yang membentuk iklim akademik sosial dan keamanan yang kondusif.
“AN ini adalah sebagai penunjuk arah tujuan dan praktek pembelajaran. Kompetensi dan karakter murid adalah sebagai tujuan. AN menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid,” tutur dia.
AN dilaksanakan di semua satuan pendidikan jenjang dasar dan menengah dengan responden siswa guru dan kepala sekolah. Ada tiga instrumen di AN, pertama asesmen kompetensi minimum (AKM) yang mengukur literasi dan numerasi. Kedua survei karakter yang mengukur disposisi dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid. Ketiga survei lingkungan belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.
“Informasi dari survei lingkungan belajar diperlukan untuk merumuskan dan menguji dugaan tentang mengapa murid di sebuah sekolah tertentu memiliki hasil belajar yang baik atau buruk,” kata dia.
Mereka yang akan melaksanakan AN adalah para murid yang berada di kelas 5, kelas 8 dan kelas 11. Di mana nantinya ada sejumlah siswa SD, SMP dan SMA yang akan dipilih secara acak ini untuk jadi responden.
sumber