Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril mengatakan, Asesmen Nasional (AN) dapat meningkatan pemahaman para peserta didik. Jadi, tidak seperti Ujian Nasional (UN), AN tidak menilai berdasarkan mata pelajaran.

’’Sebelumnya di UN, bidang ilmu terkotak-kotak misalnya Bahasa Indonesia, Matematika dan sebagainya. Di AN, di asesmen kompetensi minimum (AKM) kita menyasar kompetensi utama yang lintas mata pelajaran, yaitu kompetensi inti literasi numerasi dan karakter yang mencakup semua mata pelajaran,’’ ungkap dia dalam siaran YouTube Ditjen GTK Kemdikbud RI, Selasa (22/12).

Kompetensi literasi, numerasi dan karakter ini akan berpengaruh dalam bidang pekerjaan yang peserta didik pilih. Jadi, AN akan mempersiapkan murid untuk bisa bergerak dalam ruang yang lebih luas.

Melalui AN, ada kolaborasi antar bidang, para siswa pun akan memiliki kemampuan beragam setelah mampu melakukan penyesuaian pada kompetensi yang dipilih, begitu juga dengan pemanfaatan teknologi yang lebih maksimal.

Jadi, para murid akan disiapkan untuk menjadi SDM unggul demi kemajuan bangsa. Hal ini juga dilakukan agar manusia bisa berdampingan dengan mesin terkait peran pekerjaan. ’’Apa yang tadinya menjadi hal yang dikerjakan oleh manusia dan rutinitas, itu sudah bisa digantikan oleh mesin dan menjadi lebih efektif. Kita harus mencari ruang-ruang untuk terus belajar meningkatkan relevansi supaya dalam konteks dunia kerja ini,’’ tutur dia.

Kata dia, AN diperuntukkan dalam menghadirkan pendidikan yang lebih holistik, tidak hanya dari sisi kognitif tapi juga emosional karakter peserta didik. ’’Jadi tidak hanya menyasar pada konteks kognitif saja, jadi kita ingin lebih holistik dan menggambarkan filosofi pendidikan yang seharusnya,’’ urainya. (*)

sumber