Seperti yang ingin saya utarakan, faktor utama bagi kamu untuk memiliki pilihan untuk berangkat ke perguruan tinggi adalah bahwa orang tuamu memiliki pandangan yang reseptif tentang pentingnya pelatihan. Karena orang tuanya diajar, namun hal itu juga berlaku bagi wali yang bodoh, dan yang kondisinya termasuk golongan bawah. Di mana ketika wali memiliki pandangan yang reseptif, mereka akan berusaha sebanyak mungkin yang dapat diharapkan agar anak tersebut dapat berangkat ke perguruan tinggi.
Jika wali tidak terlalu sering berpikir tentang pengajaran, orang tuamu mungkin tidak mengirim anak-anak mereka ke sekolah meskipun mereka dapat menanggung biayanya.
"Kamu tidak perlu kuliah, itu penyalahgunaan uang tunai, kamu akan berakhir di dapur!" Kalimat ini biasanya ditujukan kepada remaja putri, padahal wanita adalah madrasah utama bagi seorang remaja.
Juga, beberapa kalimat umum lainnya, misalnya, "Dia hanya berangkat kuliah, tidak apa-apa, itu sia-sia! Kamu disarankan untuk langsung bekerja!"
Jika hal ini tidak perlu dijelaskan pada akhirnya, yang walinya saat ini memahami instruksi akan dengan tegas mendorong anak-anak mereka untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.
Di dunia ini, tentu saja, ada banyak individu liberal, meskipun hanya ada sedikit individu yang buruk. Ketika seseorang tidak bisa kuliah karena faktor keuangan yang kurang kuat, namun kehadiran orang-orang liberal, baik itu dari anggota keluarga atau dari orang lain juga berguna bagi seseorang untuk memiliki pilihan terus belajar dan belajar.
Ketika kamu tahu bahwa orang tuamu tidak tahan untuk mengirim kamu ke sekolah, tetapi kamu tidak menyerah, tidak memiliki harapan yang besar untuk orang tuamu, berjuang sendiri untuk memiliki pilihan untuk kuliah, memiliki keyakinan dan tujuan yang luar biasa, kamu akan berangkat ke perguruan tinggi.
selain belajarnya yang nyaman, waktu belajarnya juga fleksibel.
Hubungi : 08111448080
Sumber